Nama Imam Bukhori pastilah sudah sangat familiar di seluruh telinga umat Muslim di dunia. Beliau adalah seorang ahli kitab hadist yang paling mashyur sejak dahulu dan masih tidak ada yang mampu menandinginya hingga saat ini. terlahir dengan nama Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori, beliau lahir di Bukhara pada tanggal 13 Syawal 194 H. Bersama dengan Tirmidzi, Abu Dawud, Imam Muslim, Ibnu Majah dan An-Nasai mereka menjadi panutan dalam bidang ilmu hadist.

Karena kemashyurannya ini, Imam Bukhari diberi julukan Amirul Mukminin fil Hadist yang artinya orang yang memimpin di bidang ilmu hadist. Semangatnya dalam mempelajari ilmu hadist tidak pernah padam bahkan sejak dirinya masih sangat kecil.

Perjalanan Hadist Imam Bukhori

Saat berusia 10 tahun kecerdasan dan ketajaman memori Imam Bukhori sudah terlihat. Sehingga orang tuanya mengirimnya untuk belajar ilmu hadist pada seorang ahli hadist bernama pada ad-Dakhili. Dirinya selalu bersemangat dan tekun mengikuti setiap pembelajaran yang diajarkan.

Pada usia 11 tahun, tepat satu tahun semenjak dirinya mempelajari ilmu hadis bersama gurunya, Imam Bukhari sudah mampu menghafal beberapa hadist Nabi SAW, bahkan Imam Bukhari kecil sudah dipercaya oleh gurunya untuk mengoreksi pelafalan-pelafalan yang diucapkan oleh gurunya tersebut.

Hingga menginjak remaja, tepatnya usia 16 tahun, Imam Bukhari sudah mampu dengan lancar menghafalkan hadis-hadis karangan Waki al-Jarrah dan Ibnu Mubarak. Semangatnya dalam menimba ilmu dibuktikan dari luasnya pergaulan yang dimilikinya. Dari sini, Imam Bukhari juga selalu mampu memperoleh ilmu demi ilmu dari setiap orang-orang yang ditemuinya. Bahkan dituliskan dalam salah satu kitab fenomenalnya yang berjudul Jami’as Sahih bahwa Imam Bukhari perlu menemui sekitar 1.080 ahli hadis sebelum menyusun kitab tersebut.

Kegigihan Imam Bukhari

Selama penyusunan hadis-hadisnya Imam Bukhari sudah melanglang buana ke berbagai tempat untuk bertemu dengan para pakar hadis. Beberapa tempat yang sudah penah dikunjugni Imam Bukhari dalam perjalanan bertemu dengan para ahli hadis diantaranya adalah Syam, Aljazair, Mesir, Basra, kemudian sempat singgah selama 6 tahun di Mekah dan Madinah, dilanjutkan ke Kufah lalu Baghdad. Semua ini demi memperdalam ilmu hadisnya.

Hasil dari pengembaraannya tersebut, Imam Bukhari menghasilkan sekitar 600 ribu hadis, dimana 100 ribu dari 300 ribu hadis yang dihafal merupakan hadis sahih, dan sisanya sejumlah 200 ribu tidak sahih.

Dari 100 ribu hadis sahih yang didapatkannya, dilakukan seleksi yang sangat ketat untuk dimasukkan ke dalam Sahih Bukhari. Hingga akhirnya hanya terdapat sekitar 7 ribuan hadis yang dimasukkan ke dalam Sahih Bukhari.

Itulah cerita perjalanan Imam Bukhari dalam penyusunan hadis-hadisnya. Seluruh kisah dan informasi seputar para ulama mashyur Islam dapat Anda dapatkan dengan mengunjungi website arafa.id.