Siapa yang suka sebal sama masalah wajah? Ya, memiliki masalah di wajah memang suatu hal yang menyebalkan dan bisa menjadi mood breaker tersendiri bagi banyak orang. Masalah wajah yang paling sering muncul pada setiap orang adalah jerawat. Anda pasti pernah kedatangan tamu wajah tak diundang ini, setidaknya satu kali dalam hidup. Namun, tahukah Anda, tanpa sadar sebetulnya kitalah yang “mengundang” datangnya jerawat di kulit wajah. Tidak percaya? Yuk, kita ketahui lebih dalam.

Jerawat yang dalam bahasa kedokterannya disebut acne vulgaris adalah salah satu dari banyaknya masalah kulit yang terjadi ketika pori-pori kulit tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati, sehingga menimbulkan sebuah kantung berisi nanah yang meradang. Perlu diketahui, sel-sel rambut dan kulit yang memproduksi minyak berlebih akan menjadi satu dan memblokir folikel rambut (pori-pori), karenanya terjadilah penyumbatan. Bakteri karena kotoran yang menempel ikut tersumbat dan menyababkan pembengkakan di bawah kulit. Jika penyumbatan luruh, maka akan muncul bintil yang disebut jerawat.

Kondisi ini biasa ditemukan pada wajah, namun bisa juga pada bagian tubuh lainnya yang rentang berkeringat, seperti leher, punggung, dada, pundak, bahkan kulit kepala. Meski bukan merupakan ancaman serius, jerawat kerapkali mematikan rasa percaya diri banyak orang, sehingga berbagai cara dilakukan untuk menghilangkannya.

www.pexels.com

Faktor Penyebab Munculnya Jerawat

Penyabab pasti jerawat sendiri sudah banyak dijelaskan berbagai ahli kesehatan kulit. Berikut ini beberapa faktor yang diketahui dapat menyebabkan munculnya jerawat:

  • Hormon

Jerawat seringkali timbul karena masalah perubahan hormon. Anda yang paling sering berjerawat selama masa remaja, biasanya timbul karena hormon masa pertumbuhan. Hal ini karena kelenjar minyak di kulit mulai banyak memproduksi minyak dari yang biasanya dibutuhkan. Kelebihan minyak inilah yang rentan terhadap jerawat apabila kebersihan kulit wajah tidak dijaga. Selain itu, kondisi lainnya yang menyebabkan hormon tidak stabil adalah saat masa kehamilan, menstruasi, serta saat memulai atau berhenti menggunakan pil KB.

  • Riwayat keluarga

Faktor ini memang mempengaruhi, namun tidak besar pengaruhnya. Menurut penelitian pada tahun 90-an, jika kedua orang tua berjerawat, maka anak pun beresiko memiliki masalah jerawat. Namun demikian, resiko terbesar adalah dari faktor lingkungan atau faktor eksternal.

  • Sering menyentuh wajah dengan tangan dan kuku kotor

Kebiasaan menyentuh wajah dengan tangan dan kuku tanpa Anda sadari bisa menyebabkan timbulnya jerawat. Anda tidak tahu ada berapa banyak kuman dan bakteri di tangan Anda yang berpindah dari uang, barang, memegang pintu, dan sebagainya. Karena itulah, biasakan mencuci tangan sebelum pegang-pegang wajah Anda. Karena kulit wajah memang salah satu kulit yang sangat sensitif.

  • Sering terpapar sinar matahari dan debu

Anda yang sering beraktivitas di luar rumah, tentu lebih rentan terhadap jerawat. Apalagi, Anda yang sehari-harinya mengandalkan transportasi umum, tentu lebih sering terpapar sinar matahari langsung dan debu. Sinar matahari, selain bisa menyebabkan wajah kusam, bisa juga memunculkan banyak bulir keringat. Keringat yang bercampur dengan debu jalanan, serta polusi berpotensi lebih besar memunculkan jerawat. Karenanya, jika Anda banyak beraktivitas di luar, sebaiknya jangan malas untuk membersihkan wajah.

  • Penggunaan benda-benda yang jarang dibersihkan

Disekitar kita ini sebetulnya penuh dengan debu yang tak kasat mata. Bukan suatu hal yang tidak mungkin jika semua benda-benda yang ada di sekitar terpapar oleh debu dan bakteri. Kebiasan-kebiasan seperti, menempelkan telepon genggam ke pipi, menggunakan masker yang sama berulang kali, jarang membersihkan peralatan make up, jarang membersihkan sarung bantal dan seprai, serta menempelkan benda lainnya di wajah, akan berpotensi besar menyebabkan jerawat di wajah.

  • Rambut yang kotor

Banyak sekali orang, terutama perempuan, yang mengeluhkan masalah jerawat pada bagian kening. Untuk hal yang satu ini, bukan tidak mungkin kotoran di rambut akan terbawa bersama keringat dna menempel di kening, sehingga menyebabkan timbulnya jerawat. Apalagi, untuk Anda pemilik rambut berponi.

  • Make up dan produk perawatan kulit

Anda yang sering menggunakan make up untuk kegiatan sehari-hari, jangan sampai malas membersihkan wajah dan menutrisinya. Bukan tidak mungkin produk-produk make up membuat pori-pori wajah tersumbat hingga menimbulkan jerawat. Sekali-kali Anda juga bisa eksfoliasi menggunakan scrub pada wajah. Namun, perhatikan juga penggunan scrub untuk wajah. Eksfoliasi ini hanya boleh dilakukan maksimalnya 2 kali seminggu. Sebab, jika terlalu sering, wajah justru malah iritasi. Perhatikan pula produk-produk yang akan Anda aplikasikan ke kulit wajah Anda dan tentunya kenali dengan baik karakteristik kulit wajah Anda, jangan sampai salah menggunakan produk yang tidak sesuai dengan jenis kulit.

  • Salah menggunakan obat

Jerawat juga bisa muncul karena kesalahan mengkonsumsi obat tertentu. Biasanya, Anda tidak paham apa kandungan dalam obat dan alergi obat yang Anda miliki. Sehingga, saat mengkonsumsi obat tertentu, bukannya memperbaiki kondisi kesehatan, malah masalah baru yang timbul pada kulit wajah Anda. Namun, jerawat karena alergi obat biasanya mudah dikenali. Cirinya adalah bentuk jerawat yang muncul besar-besar dan tak wajar.

Hal tersebut di atas biasanya sulit sekali dihindari, karena biasanya dilakukan tanpa sadar. Alhasil, jerawat menjadi masalah umum, yaitu hampir 99% terjadi pada remaja dan orang dewasa hingga usia 30 tahunan. Namun, dalam beberapa kondisi, jerawat bisa juga timbul pada orang yang berusia 40 – 50 tahun.

Kondisi kulit wajah yang berjerawat bisa diperparah dengan keadaan tertentu, misalnya terjadi gesekan yang keras pada kulit hingga menyebabkan jerawat pecah dan memecahkan atau memencet jerawat secara paksa. Hati-hati, hal ini bisa mengakibatkan jerawat membekas di wajah. Tentu saja bekas jerawat menjadi masalah baru yang menggemaskan setelah jerawat menghilang.

www.pexels.com

Macam-macam bekas Jerawat dan Cara Menghilangkannya

Ada banyak jenis bekas jerawat yang perlu Anda ketahui dan tentunya hindari. Perubahan tekstur dan warna kulit adalah yang paling umum terjadi. Bekas jerawat disebabkan oleh rusaknya dinding folikel (pori-pori) karena terjadinya peradangan pada jerawat. Pada saat jerawat menghilang dan dalam proses penyembuhan, kulit akan berusaha melakukan perbaikan secara mandiri dengan membentuk serat kolagen yang baru.

Sayangnya, pada jerawat yang hiilang karena dirusak paksa, misalnya dicongkel dengan tangan, proses perbaikannya tidak bisa sesempurna kulit aslinya. Meski proses penyembuhan dan perbaikan kulitnya serupa, hasilnya tak bisa sama. Hal inilah yang akan menimbulkan bekas jerawat. Ada beberapa jenis jerawat yang juga memiliki penampilan yang berbeda-beda. Berikut ini kami berikan informasi mengenai 5 jenis bekas jerawat yang perlu Anda ketahui. Dengan mengetahui jenis bekas jerawat, anda tentu bisa melakukan perawatan yang sesuai.

  1. Rolling Scar

Rolling scar biasa juga disebut bopeng. Bekas jerawat yang satu ini membuat tekstur kulit wajah menjadi naik turun, seperti gelombang. Bopeng jenis ini cenderung lebih dangkal dan tidak memiliki batas luka yang jelas. Rolling scar juga merupakan jenis bekas jerawat yang cukup banyak dimiliki orang yang gemar “mengutak-atik” jerawat, sehingga pecah sebelum saatnya dan menjadi radang. Jika sudah muncul rolling scar dan tidak segera diatasi, seiring dengan bertambanya usia dan berkurangnya kekencangan kulit, rolling scar bisa semakin terlihat jelas. Namun, bisa juga dihilangkan dengan obat penghilang bopeng.

  1. Hyperpigmentation Scar

Sebagian dari Anda mungkin ada noda hitam di wajah yang muncul karena jerawat. Nah, inilah yang dinamakan hyperpigmentation scar yang merpakan jenis bekas jerawat karena perubahan pada kulit. Hyperpigmnetationscar terjadi karena peradangan yang membuat kulit mmeproduksi melanin dalam jumlah berlebih. Jenis bekas jerawat yang paling umum timbul ini, bisa menghilang dengan sendirinya tanpa perawatan. Namun, butuh waktu 1 -2 tahun untuk menghilang, itu pun tidak sempurna. Untuk menyamarkan dan tidak memperparah keadaannya, Anda harus selalu menggunakan sunscreen setiap kali akan terpapar sinar matahari.

  1. Ice Pick Scar

Jenis bekas jerawat yang satu ini bisa dikatakan yang paling susah ditangani. Bentuknya serupa lubang yang dibuat menggunakan alat pemecah es atau bisa dikatakan bekas jerawat ini sangat dalam hingga mencapai lapisan dermis. Bekas jerawat yang umumnya terjadi pada area pipi dan rahang disebabkan oleh peradangan jerawat yang terjadi di dalam kulit dan merusak jaringan tisu kulit, sehingga meninggalkan bekas luka seperti tusukan. Dibutuhkan perawatan khusus untuk menyamarkan bekas luka.

  1. Boxed Scar

Jika Anda sering berursan dengan jerawat yang meradang, boxed scar adalah jenis yang kemungkinan besar akan Anda alami. Bekasnya memang tidak terlalu dalam selaykanya bopeng, tapi memiliki ukuran yang besar dan lebar. Batas-batasnya cukup tegas dan berbentuk kotak-kotak. Penyebabnya adalah kerusakan kolagen dan hilangnya jaringan tisu pada kulit. Akibatnya, kulit bagian ini tidak memiliki tumpuan dan kulit luar masuk ke bagian dalam. Mengatasinya dengan obat penghilang bopeng kemungkinan hanya akan menyamarkannya.

  1. Hypertrophic Scar

Jenis bekas jerawat yang satu ini cukup jarang ditemukan. Bentuknya merah agak gelap dan terlihat seperti benjolan. Inilah yang merupakan ciri dari hypertrophic scar atau yang biasa dikenal dengan keloid. Ya, bukan hanya bekas luka panas saja yang bisa menjadi keloid, jerawat juga bisa membekas membentuk keloid. Hypertrophic scar terjadi karena tubuh terlalu banyak banyak memproduksi sel saat sedang memperbaiki sel kulit wajah yang rusak akibat inflamasi. Alhasil, timbullah keloid yang biasanya akan terasa gatal, sakit, sekaligus nyeri pada awal kemunculannya. Umumnya, keloid bisa tumbuh dan pertumbuhannya akan berhenti sendiri. Usahakan jangan sesekali menggaruknya terlalu keras.

Meski kesannya sepele, bekas jerawat ini tentu akan membuat rasa percaya diri Anda menurun. Banyak orang yang minder karena memiliki ragam jenis bekas jerawat semacam ini. Namun, Anda tidak perlu khawatir, bekas jerawat masih bisa dihilangkan atau paling tidak disamarkan dengan beberapa cara. Ada cara menghilangkan bekas jerawat yang menggunakan obat, lewat prosedur dokter kulit, hingga yang menggunakan bahan-bahan alami. Semua ini tentu tergantung dari jenis bekas jerawat yang dialami. Sebab, masing-masing jenis memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya. Anda harus mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan Anda.

www.pexels.com

Berbagai cara menghilangkan bekas-bekas jerawat

Anda boleh tenang, harapan masih ada. Sebab, Anda masih bisa menghilangkan bekas jerawat hingga yang terparah melalui beberapa metode yang akan kami bagi berikut. Mulai dari metode yang biasa dilakukan di klinik hingga cara-cara alami. Pertimbangkan dan pilihlah metode menghilangkan bekas jerawat yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Simak yang berikut.

  1. Dermabrasi

Metode ini cukup populer di kalangan beauty enthusiast dan memang sudah banyak tersedia di berbagai klinik kecantikan. Dermabrasi adalah teknik pengelupasan kulit menggunakan alat yang diputar-putar di permukaan kulit wajah untuk mengangkat permukaan kulit mati. Permukaan kulit teratas yang sudah masuk masa regenerasi ini akan dibuang untuk memunculkan kulit yang baru.

Pada prosedur ini, biasanya wajah akan memerah dan sedikit terasa panas. Kulit yang merah akan membentuk semacam kerak seperti kulit yang mengelupas selama masa penyembuhan. Setelah 1 – 2 minggu, kulit akan mulus dan merona. Ini menandakan kulit Anda telah teregenerasi dan sehat kembali.

Metode ini bisa dilakukan untuk Anda yang ingin menghilangkan bekas jerawat yang berupa flek hitam. Selain menghilangkan bekas jerawat membandel, metode ini juga mampu mengurangi kerutan-kerutan di wajah, sehingga kulit terasa lebih halus dan terlihat lebih muda. Sebetulnya metode ini juga bisa digunakan untuk mengatasi bopeng, seperti ice pick scar atau boxed scar, namun harus dikombinasikan dengan prosedur lainnya, sperti punch elevation atau derma fillers.

Perlu digarisbawahi, perawatan kulit wajah dengan metode yang satu ini harus dilakukan di dokter khusus kulit atau tenaga kesehatan profesional lainnya. Pasalnya, selama prosedur dilakukan kulit wajah akan dibuat mati rasa karena dilakukan proses pembiusan atau anastesi. Anastesi yang diberikan pun tidak sembarangan, melainkan tergantung kebutuhan masing-masing pasien.

  1. Derma fillers

Jika Anda membutuhkan perawatan pada bekas jerawat dengan cara cepat, Anda bisa memilih derma filler yang bisa dilakukan di dokter dan klinik kecantikan terpercaya. Selain untuk memperbaiki kulit yang rusak karena bekas jerawat, derma filler berfungsi juga untuk mengembalikan kekenyalan pipi, memuluskan keriput dan lipatan, bahkan bisa menebalkan bibir.

Prosedur derma filler dilakukan tanpa sayatan dan umumnya tidak mengakibatkan pendarahan atau meninggalkan luka baru. Prosedurnya cukup dilakukan dengan menyuntikan cairan dengan komposisi tertentu ke beberapa bagian wajah yang terdapat bekas jerawat. Jika memilih derma filler sebagai perawata bekas jerawat, baiknya Anda menanyakan komposisi cairan yang disuntikkan sebelum tindakan. Sebab, ada sejumlah prosuk derma filler yang dibuat khusus, ada yang bersifat sintesis, terbat dari sapi atau babi, beberapa lainnya juga ada yang terbuat dari sel cadaver yang disterilkan. Pilihan lainnya dari prosedur ini adalah dengan mengambil lemak dari bagian tubuh pasien dan kemudian disuntikkan di bekas luka. Tujuannya tentu saja untuk mengisi kembali wajah yang bopeng. Karenanya, metode ini bisa dilakukan pada mereka yang memiliki bekas jerawat jenis rolling scar, boxed scar, atau hypertrophic scar.

Sayangnya, metode ini memiliki kekurangan, salah satunya adalah tidak bisa mengkenyalkan kulit yang sudah sangat kendur dan lama kelamaan filler akan diserap tubuh hingga bisa menghilang. Selain itu, setelah prosedur dilakukan, Anda mungkin akan merasakan efek samping, seperti kemerahan, bengkak di area suntik, dan bekas luka. Dalam kasus lain juga bisa terjadi penggumpalan darah, reaksi alergi, hingga infeksi.

  1. Chemical peel

Chemical peel adalah metode yang mirip-mirip dengan dermabrasi, tapi efeknya tidak dermabrasi dan tidak bertahan lama. Bisa dikatakan metode ini hanya dilakukan untuk hasil instan yang sifatnya sementara. Metode ini dilakukan dengan cara mengoleskan cairan kimia yang sudah diracik di laboratorium khusus. Cairannya bisa berbeda-beda tergantung jenis bekas jerawatnya, namun pada dasarnya bahan utamanya adalah asam glikolat atau asam trikloroasetat.

Cairan berisi bahan kimia inilah yang nantinya akan membunuh jaringan-jaringan kulit, serta bisa mengangkat sel kulit mati yang membuat kulit mengelupas dan digantikan oleh kulit baru. Hasilnya, kulit wajah akan terasa lebih lembut, bersih, dan sehat. Karenanya, selain untuk menghilangkan bekas jerawat, metode ini dipilih untuk mencerahkan wajah yang kusam, menghilangkan garis halur di wajah, mengkencangkan kulit kendur, atau mengkencangkan kulit yang sudah kenyal agar lebih awet muda.

www.pexels.com
  1. Laser resurfacing

Anda yang memiliki masalah bekas jerawat dengan jenis rolling scar, boxed scar, hypertrophic scar, hingga ice pick scar, bisa memilih metode laser resurfacing sebagai salah satu perawatan bekas jerawat. Metode ini dilakukan untuk membuat kulit “naik” dan rata kembali. Selain fungsi tersebut, laser juga bisa digunakan untuk menghapus tato tanpa meninggalkan keloid, membersihkan kulit dari bulu, serta menyamarkan urat-urat yang terlihat jelas di permukaan kulit.

Treatment ini biasanya memakan waktu cukup lama hingga 2 jam dan kulit akan sembuh 10 sampai 20 hari setelah treatment dilakukan. Hasilnya, kulit akan lebih sehat dan cepat regenerasi. Untuk scars, permukaan kulit akan rata setelah beberapa kali perawatan dilakukan.

Ada yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan perawatan ini. Sebelum prosedur dilakukan, Anda tidak boleh meminum ibuprofen, aspirin, atau vitamin E karena dapat menyebabkan pembekuan darah. Setelah prosedur, kulit Anda wajib dilindungi dan tidak boleh terkena paparan sinar matahari. Untuk mengakalinya, Anda bisa melapisi kulit dengan tabir surya yang dilengkapi dengan SPF 30, pakaian lengan panjang, celana panjang, dan apapun untuk menutupi kulit terpapar sinar matahari. Jaga selalu kelembaban kulit Anda.

  1. IPL (Intense Pulsed Light)

Selain cara-cara yang populer di atas, Anda juga bisa menghilangkan bekas jerawat dengan melakukan treatment bernama IPL atau Intense Pulsed Light. IPL merupakan terapi perawatan kulit wjaah yang memanfaatkan cahaya lampu xenon dalam intensitas tinggi untuk meremajakan jaringan kulit. Namun, prosedurnya berbeda dengan laser. Banyak orang yang mengira dan menganggap jika IPL adalah terapi yang sama seperti laser. Padahal, keduanya memiliki fungsi, alat, dan prosedur yang sangat berbeda. Laser bekerja dengan memanfaatkan gelombang cahaya yang sifatnya terkonsentrasi pada satu sel target. Sedangkan, IPL bekerja dengan memanfaatkan paduan bermacam geombang cahaya, sehingga target areanya lebih besar. IPL juga lebih minim resiko ketimbang laser.

IPL treatment bisa Anda pilih untuk menghilangkan bekas jerawat jenis hyperpigmentation scar atau untuk Anda yang memiliki masalah flek dan noda hitam di wajah. Selain itu, bisa juga untuk mengatasi berbagai permasalahan kulit lainnya tergantung dari jenis treatment IPL yang dipilih. Masalah lainnya yang dapat diatasi menggunakan treatment ini di antaranya menghilangkan komedo, jerawat, garis wajah halus, kerutan, hingga mampu mengecilkan ukuran kelenjar minyak, sehingga dapat mengendalikan produksi minyak wajah penyebab timbulnya jerawat.

Jika ingin lebih irit dan hasilnya sama maksimal, melakukan perawatan di rumah bisa menjadi cara menghilangkan bekas jerawat juga lho! Bahannya tentu menggunakan bahan-bahan alami yang biasa tersedia di rumah, seperti tanaman lidah buaya, tea-tree oil, minyak zaitun, dan sebagainya. Namun, tentu saja hasilnya lebih lama.